Kabupaten di provinsi Jawa Tengah, Indonesia
Jepara (bahasa Jawa: ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦗꦼꦥꦫ, translit. Kabupatèn Jepara) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu kotanya adalah Jepara. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa.
Dari sisi etimologisnya Jepara dulunya menurut C. Lekkerkerker berasal dari kata Ujungpara yang menunjukkan letak geografis Jepara di semenanjung yang strategis dan mudah di jangkau oleh para pedagang. disebut ujungpara karena dahulu ada orang dari Majapahit yang sedang berjalan melewati daerah yang sekarang disebut Jepara, melihat nelayan yang sedang membagi-bagi ikan hasil tangkapannya "membagi" dalam bahasa jawa adalah "Para" (dibaca: Poro), maka pengembara tersebut menceritakan di kota tujuannya bahwa dia melewati Ujung Para karena dia melewati ujung pulau Jawa yang ada yang membagi ikan. Kata "Para" dari sumber yang lain diartikan Pepara, yang maksudnya bebakulan mrono mrene yang kemudian diartikan sebuah ujung tempat bermukimnya para pedagang dari berbagai daerah yang hilir mudik di tempat tersebut. Yang kemudian berubah menjadi Ujung Mara, dan Jumpara, yang akhirnya berubah menjadi Japara pada tahun 1950an diubah menjadi Jepara hal itu dibuktikan adanya Persijap (Persatuan Sepak bola Japara). Kata Ujung dan Para sendiri berasal dari bahasa jawa, Ujung artinya bagian darat yang menjorok ke laut dan Para yang artinya menunjukkan arah, yang digabung menjadi suatu daerah yang menjorok ke laut. Letak geografis memang menempatkan Jepara di semenanjung yang strategis dan mudah di jangkau oleh para pedagang. Para dari sumber yang lain diartikan Pepara, yang artinya bebakulan mrono mrene, yang kemudian diartikan sebuah ujung tempat bermukimnya para pedagang dari berbagai daerah. Orang Jawa menyebut menyebut nama Jepara menjadi Jeporo, dan orang Jawa yang menggunakan bahasa krama inggil menyebut Jepara menjadi Jepanten, dalam bahasa Ingris disebut Japara, Sedangkan orang Belanda menyebut dengan Yapara atau Japare.
Kabupaten Jepara terletak di Pantura Timur Jawa Tengah yang bagian barat dan utaranya dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan.
Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa. Penyeberangan ke kepulauan ini dilayani oleh kapal ferry yang bertolak dari Pelabuhan Jepara. Karimunjawa juga terdapat Bandara Dewandaru yang didarati pesawat dari Bandara Ahmad Yani Semarang.
Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan di tanah Jawa. Di ujung sebelah utara pulau Jawa sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini orang-orang itu berasal dari daerah Yunnan yang kala itu melakukan migrasi ke arah selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh selat Juwana.
Pada abad ke-7 di Jawa, terdapat sebuah kerajaan bernama Ho-Ling yang oleh beberapa ahli disamakan dengan Kalingga. Diduga kerajaan itu berada di Jepara dengan Ibu Kota Kerajaan terletak di sekitar lokasi Benteng Portugis, di Kecamatan Keling. Pada 618-906 M, Kalingga diperintah oleh seorang raja perempuan bernama Ratu Shima, seorang penganut agama Hindu yang merintis kerajaannya menjadi kota pelabuhan. Kelak, kota pelabuhan itu banyak dikunjungi oleh kapal asing, baik yang datang dari India, Arab, Cina, Kamboja, maupun dari Eropa Barat. Jepara kemudian menjadi sangat ramai oleh kesibukan di bidang pelayaran, perniagaan, perdagangan dan menjadi salah satu pintu gerbang masuknya berbagai pengaruh asing. Akibatnya, di satu sisi telah terjadi proses urbanisasi, di sisi lain terjadi akulturasi seni dan budaya.
Kerajaaan Kalingga berlangsung sejak abad ke 7 sampai abad ke 9, sesudah itu pusat kerajaan berpindah ke selatan untuk selanjutnya bergeser ke Timur (Majapahit). Pada tahun 1292, Jepara yang saat itu dikuasai oleh Sandang Garba seorang raja yang juga pedagang kaya, telah termasyhur sampai ke negeri Spanyol, diserang oleh Dandang Gendis yang menguasai Tuban dan Kahuripandi Delta Sungai Brantas yang sudah maju, karena dianggap menjadi pesaing sebagai Kota Pelabuhan, dengan dibantu oleh bangsa Cina.
Pada abad ke-11-15, saat masa kejayaan Kerajaan Majapahit menjalin hubungan dengan Campa dan Cina. Para penguasa kerajaan saling berkunjung dan memberi upeti, namun yang terjadi kadang-kadang sebaliknya, saling menyerang dan menguasai untuk meluaskan pengaruh kekuasaan, wilayah perniagaan, dan daerah perdagangan. Di samping itu, para sufi dan penyebar agama Islam juga berdatangan, di antaranya, Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), selain sebagai pelopor dan penyebar Islam. Pada masa tersebut Jepara tengah dipimpin oleh Arya Timur (1470) yang meskipun berada di bawah kekuasaan Majapahit, namun telah mampu mengembangkan kekuasaannya hingga ke Bengkulu dan Tanjung Pura. Benteng kayu dan bambunya serta pelabuhannya yang ramai di lukiskan sebagai pelabuhan terbaik selama perjalanan Tome Pires dari Portugis ke Maluku dalam buku Suma Oriental.
Pada tahun 1507, Jepara dipimpin oleh Adipati Unus anak dari Arya Timur dan semakin berkembang pesat sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan beras. Kekuatan pertahanannya juga cukup hebat dengan kemampuan pasukannya pada tahun 1511 yang berperang sampai ke Malaka untuk mengusir portugis yang akan memonopoli perdagangan dan menguasai pintu keluar masuk perdagangan di Malaka. Dimulai dari situlah kemudian muncul kerajaan-kerajaan Islam, salah satunya yang menonjol adalah Kerajaan Demak. Pada masa kerajaan ini Jepara merupakan salah satu daerah kekuasaan Raden Fatah, ayahanda Sultan Trenggono, Eyang dari Retno Kencana, yang nantinya bergelar Nimas Ratu Kalinyamat. Dia menikah dengan Raden Thoyib, seorang pangeran dari Kerajaan Aceh yang telah lama melalang buana sampai Cina pada tahun 1536. Raden Thoyib inilah kemudian naik tahta dan berkuasa di daerah Jepara dengan gelar Sultan Hadlirin bersama Retno Kencana, dan menempati area kraton di Kalinyamat, sebuah tempat berjarak kurang lebih 18 km dari Jepara.
Kalinyamat atau yang disebut Cherinma atau Cherinhama pada waktu itu dianggap sebagai daerah yang sakral sebagai tinggalnya para raja-raja Demak, termasuk tempat bertirakatnya Sunan Kalijaga. Sultan Hadlirin kemudian mengangkat Cie Hwie Gwan, ayah angkatnya selama di Cina yang ahli di dalam seni ukir dan pahat, yang ikut dengannya sebagai patih dengan gelar Patih Sungging Badar Duwung. (Sungging = memahat, Badar = batu, Duwung = Tajam) Karena di Jepara tidak ditemukan batu putih seperti di Cina, media kayu kemudian digunakan sang Patih untuk berkreasi yang kemudian menularkan kemampuan mengukirnya kepada masyarakat Jepara secara turun menurun.
Perkembangan selanjutnya sejarah Jepara di bawah kepemimpinan Ratu Kalinyamat (1549-1579M), menggantikan peran sang suami yang dibunuh suruhan Arya Penangsang sesaat sesudah menemui Sunan Kudus untuk mengklarifikasi meninggalnya Raden Prawoto, kakak kandung Ratu Kalinyamat yang juga dibunuh oleh Arya Penangsang sebagai bagian dendam masa lalu. Ayah Arya Penangsang, Pangeran Sedo Lepen putra mahkota semestinya Sultan Demak dibunuh oleh Prawoto sebagai upaya mengalihkan pewaris tahta ke ayahnya yaitu Sultan Trenggono. Ratu Kalinyamat sempat bersumpah dan bertapa, mulai dari benteng bukit danaraja sampai akhirnya di Pertapaan Sonder Tulakan, meninggalkan atribut ke-Ratu-annya dan bersumpah belum kembali sampi Arya Penangsang dibunuh. Arya Penangsang sendiri dibunuh pada tahun 1549 juga Danang Sutawijaya, anak angkat Sultan Hadiwijaya, adik kandung Ratu Kalinyamat yang bersama-sama berusaha untuk menumpas Arya Penangsang yang selalu menggerogoti Kasultanan Demak. Selama berkuasa pelabuhan Jepara berkembang semakin pesat, dengan semakin majunya teknologi galangan perkapalan waktu itu. Tidak hanya pertahanan, perekonomian pun semakin berkembang, dengan semakin terjalinnya hubungan yang erat dan solidaritas sesama pedagang pribumi yang semakin diganggu oleh keberadaan Portugis. Dari segi pemerintahan dan penataan kota, mulai dibangun Masjid Mantingan sebagai salah satu konsep Masjid-Makam-Keraton, karena di sanalah disemayamkan Sultan Hadlirin, pada tahun 1559 dengan sengkalan Rupa Brahmana Warna Sari. Di Masjid Mantingan ini kebudayaan dikembangkan pada ornamen-ornamen yang digunakan berupa ukiran dengan motif suluran flora dan fauna yang disamarkan. Tipologi bangunan dengan konsep perpaduan Islam-Hindu terlihat jelas pada bentuk bangunan serta gapura yang berbentuk lengkung. Di dekat Masjid Mantingan tersebut di dalamnya terdapat petilasan sebuah candi hindu yang sudah hilang. Kaligrafi juga berkembang pesat.
Perkembangan sejarah Jepara selanjutnya adalah pemerintahan oleh Pangeran Arya Jepara (1579-1599), merupakan anak angkat dari Ratu Kalinyamat. Pada masa inilah kemerosotan Kota Jepara sebagai kota pelabuhan mulai dirasakan. Faktor ekspansi Kerajaan Pajang yang dulunya membiarkan Jepara berkembang ternyata lambat laun mulai digerogoti daerahnya karena pertimbangan ekonomi.
VOC datang pada tahun 1613, dengan politik dagang monopoli. VOC semakin kuat setelah mendapatkan legalisasi Raja Mataram Amangkurat II untuk membuat benteng pada tahun 1680. Setelah era kerajaan Jepara runtuh, diperkirakan terjadi kekosongan penguasa, sehingga sampai tahun 1616 tidak tercatat sejarah siapa yang memimpin Jepara. Baru pada tahun tersebut, Jepara tercatat dipimpin oleh Kyai Demang Laksamana yang kemudian digantikan berurut-urut oleh Kyai Wirasetia, Kyai Patra Manggala, Kyai Wiradika, Ngabehi Wangsadipa, Kyai Reksa Manggala, Kyai Waradika, Ngabehi Wangsadipa (jabatan kedua), Ngabehi Wiradika, Wira Atmaka, Kyai Ngabehi Wangsadipa, Tumenggung Martapura, Temenggung Sujanapura, Adipati Citro Sumo I, Citro Sumo II, dan Adipati CitroSumo ke III yang sekaligus menutup sejarah era Kerajaan Mataram di Jepara dan masuk pada era kekuasaan Belanda. Pelabuhan Jepara semakin sepi dengan munculnya sedimentasi yang menyebabkan Jepara yang dulunya terpisah, sekarang menyatu dengan daratan. Semua aktivitas pelabuhan mulai pindah ke Semarang pada tahun 1697. Faktor lingkungan ini diperparah dengan konflik antara penduduk lokal dengan VOC dengan dibakarnya benteng sebanyak 2 kali. Puncaknya pada tahun 1743, Raja Mataram Kartasura Pakubuwono II, menyerahkan semua pengelolaan pelabuhan sepanjang Pantai Utara Jawa kepada Belanda sebagai bagian dari balas jasa diperang Pacina.
Selanjutnya Jepara dipimpin oleh Adipati Citro Sumo III yang kemudian digantikan oleh Citro sumo IV, Citro Sumo V, dan Adipati Citro Sumo VI. Setelah Adipati Citro Sumo VI, Jepara kemudian dipimpin oleh Temenggung Cendol. Namun jabatan ini tidak lama, karena Setelah Adipati Citro Sumo VI kembali dari Tuban tahun 1838, ia mendapatkan kepercayaan untuk menjabat sebagai Bupati Jepara yang kemudian di lanjutkan oleh Adipati Citro Sumo VII. Pada tanggal 22 Desember 1857, ia digantikan oleh iparnya yang bernama Raden Tumenggung Citro Wikromo, yang kemudian berturut-turut di gantikan oleh K.R.M.A.A. Sosroningrat.
Pada tahun 1905, R.M.A.A.Kusoemo Oetaya diangkat sebagai Bupati Jepara. Masa pemerintahannya bersamaan dengan munculnya pergerakan nasional yang menandai kebangkitan Bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Pada tahun 1927, Soekahar diangkat sebagai pengganti. Masa pemerintahan bupati ini berakhir bersamaan dengan jatuhnya Hindia Belanda ke tangan Militer Jepang bulan Maret 1942, yaitu beberapa waktu setelah tentara Jepang berada di Jepara. Pada awal kekuasaan Jepang, Bupati Jepara dipercayakan pada R.A.A. Soemitro Oetoyo yang menjabat hingga awal kemerdekaan, yaitu hingga bulan Desember 1949.
Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan di tanah jawa. Di ujung sebelah utara pulau Jawa sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini orang-orang itu berasal dari daerah Yunnan Selatan yang kala itu melakukan migrasi ke arah selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh selat Juwana.
Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat permukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa atau Japa dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan timur Jepara sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas.
Menurut seorang penulis Portugis bernama Tomé Pires dalam bukunya “Suma Oriental”, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur dan berada di bawah pemerintahan Demak. Kemudian Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga.
Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan oleh ipar Faletehan /Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran Hadirin, suaminya. Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549.
Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di Bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Nimas Ratu Kalinyamat.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.
Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai Rainha de Jepara Senora de Rica, yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hampir 40 buah kapal yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.
Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang pada abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.
Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal di antaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai Quilimo.
Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis pada abad 16 itu.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang disebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di Desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadirin. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu dia dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala Trus Karya Tataning Bumi atau terus bekerja keras membangun daerah.
di Jepara terdapat beberapa Kerajaan pada masanya, yaitu:
Kabupaten Jepara secara administratif wilayah luas wilayah daratan Kabupaten Jepara 1.004,132 km2 dengan panjang garis pantai 72 km, terdiri atas 16 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 183 desa dan 11 Kelurahan Wilayah tersempit adalah Kecamatan Kalinyamatan (24,179 km2) sedangkan wilayah terluas adalah Kecamatan Keling (231,758 km2). Sebagian besar luas wilayah merupakan tanah kering, sebesar 740,052 km2 (73,70%) sisanya merupakan tanah sawah, sebesar 264,080 km2 (26,30%). Secara Administratif Kabupaten Jepara terbagi dalam 5 wilayah, yaitu:
Kabupaten Jepara memiliki mega proyek untuk memajukan ekonomi masyarakat Jepara, yaitu:
- Jalan Tembus Jepara - Semarang
Proyek jalan tembus Semarang – Demak – Jepara melalui kawasan pesisir digadang-gadang mampu menjadi solusi lama dan jauhnya jarak tempuh dari Jepara ke Semarang atau sebaliknya. Sebab jika menempuh jalur lama sejauh 71 kilometer waktu tempuhnya sekitar 2,5 jam – 3 jam. Namun jika lewat kawasan pesisir maka jaraknya bisa dipangkas hanya tinggal 41 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 45 menit – 60 menit. Pembangunan jalan tembus ini diperkirakan memakan biaya hingga Rp6 triliun.
- Pelabuhan Kedungmalang
Pelabuhan Karangmalang diproyeksikan mampu menjadi infrastruktur alternatif kegiatan ekspor impor yang selama ini berpusat di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Perusahaan eksportir atau importir tidak perlu lagi harus jauh-jauh datang ke Semarang dan antri lama di Pelabuhan Tanjung Emas, namun cukup di Pelabuhan Kedungmalang yang pembangunannya diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp4 triliun.
- Pelabuhan Perikanan Kedungmalang
Pelabuhan Perikanan Kedungmalang dibangun karena Selain Kedungmalang beberapa tempat sudah saya survei namun yang paling bagus memang di Kedungmalang. Subroto wakil bupati Jepara mengatakan kondisi pelabuhan Perikanan di Ujung Batu Jepara saat ini tidak layak dikembangkan untuk pelabuhan yang lebih besar lagi. Selain tempatnya yang sempit juga padat penduduknya . Sehingga jika memindahkan warga membutuhkan biaya yang cukup besar . Itupun rawan kemacetan lalu lintas nantinya. F. Razikin Petinggi desa Kedungmalang ketika diminta tanggapannya, menyambut gembira atas program dari pemerintah kabupaten Jepara. Dia berharap dengan adanya pembangunan Pelabuhan Perikanan ini desanya bertambah maju. Infrastruktur jalan semakin bagus dan juga perekonomian warganya akan naik. Harga garam yang saat ini anjlok bisa kembali stabil lagi.
- Marine National Sience Techno Park
Pada tahun 2015 pemerintah pusat membangun 9 lokasi STP (Sains Techno Park) di antaranya di Jateng yaitu di Solo, Sragen, dan Jepara. Khusus Jepara Pemerintah Pusat dan Pemda Jepara menginginkan berbentuk Marine National Sience Techno Park atau ada kaitannya dengan pengembangan dan inovasi teknologi di bidang maritim dengan 3 fokus utama meliputi produksi perikanan, produksi kapal-kapal kecil, dan perikanan yang mengarah pada farmasi dan kesehatan.
- Gunung Genuk, di Clering
- Gunung Muria, di Keling
- Gunung Gede, di Karimunjawa
- Gunung Maming, di Karimunjawa
- Kepulauan Karimunjawa di Karimunjawa
- Pulau Panjang
- Pulau Mandalika, di Ujungwatu
- Pantai Kartini, di Bulu
- Pantai Tirto Samodra, di Bandengan
- Pantai Empu Rancak, di Karanggondang
- Pantai Blebak, di Sekuro
- Pantai Pecatu, di Banyumanis
- Pantai Bondo, di Bondo
- Pantai Ombak Mati, di Bondo
- Pantai Pailus, di Karanggondang
- Pantai Tegalsambi, di Tegalsambi
- Pantai Teluk Awur, di Telukawur
- Pantai Semat, di Semat
- Pantai Metawar, di Ujungwatu
- Pantai Pungkruk, di Mororejo
- Pantai Suweru, di Balong
- Pantai Bayuran, di Tubanan
- Pantai Beringin, di Bumiharjo
- Pantai Sekembu, di Mulyoharjo
- Pantai Mbah Sirah, di Semat
- Pantai Lemah Abang, di Balong
- Pantai Ketepeng, di Bandungharjo
- Pantai Ujung Piring, di Sekuro
- Pantai Tanjung Njelamun, di Balong
- Pantai Pelayaran, di Karangkebagusan
- Belik Bidadari dan Jaka Tarub, di Daren
- Shenden, di Mulyoharjo
- Kedung Plumpang, di Tanjung
- Kedung Gong, di Plajan
- Ngembes Putri Cina, di Banyumanis
- Bongpes, di Gerdu
- Waduk Punden, di Gemulung
- Waduk Klebut, di Jerukwangi
- Telaga Sejuta Akar, di Bondo
- Danau Blingoh, di Blingoh
- Goa Tritip, di Ujungwatu
- Goa Tratak, di Blingoh
- Goa Blorong, di Damarwulan
- Goa Manik, di Sumanding
- Goa Sakti, di Plajan
- Sumanding Pinus Indah, di Sumanding
- Wono Pinus Setro, di Batealit
- Sreni Indah, di Bategede
- Air Terjun Songgo Langit, di Bucu
- Air Terjun Jurang Manten, di Blingoh
- Air Terjun Jurang Nganten, di Tanjung
- Air Terjun Kalen Wates, di Tanjung
- Air Terjun Kemiren, di di Bategede
- Air Terjun Suroloyo, di Bungu
- Air Terjun Sumenep, di Batealit
- Air Terjun Undak Manuk, di Blingoh
- Air Terjun Nglumprit, di Dudakawu
- Air Terjun Grinjingan Dowo,di Dudakawu
- Air Terjun Nglamer, di Dudakawu
- Air Terjun Kedung Pancur Telu, di Damarwulan
- Air Terjun Kedung Ombo, di Papasan
- Air Terjun Nggembong, di Srikandang
- Air Terjun Gantungan, di Tanjung
- Air Terjun Nyamplungan, di Karimunjawa
- Air Terjun Pancuran, di Somosari
- Air Terjun Watu Bantal Susun, di Somosari
- Air Terjun Nongko Pace, di Somosari
- Air Terjun Banyu Anjlok, di Somosari
- Air Terjun Dung Paso, di Somosari
- Air Terjun Segorolebu, di Somosari
- Air Terjun Curug Kemiri, di Damarwulan
- Air Terjun Curug Kyai Buku, di Damarwulan
- Air Terjun Karang Nongko, di Banyumanis
- Air Terjun Grenjengan, di Banyumanis
- Air Terjun Statah, di Batealit
- Air Terjun Cabe, di Batealit
- Air Terjun Seberuk, di Batealit
- Air Terjun Jenggureng, di Sumanding
- Air Terjun Mloso Indah, di Sukodono
- Air Terjun Ngipik Indah, di Langon
- Air Terjun Grojokan Wergol, di Reguklampitan
- Benteng Portugis, di Banyumanis
- Benteng VOC, di Ujungbatu
- Museum R.A Kartini, di Panggang
- Museum Gong Perdamaian Dunia, di Plajan
- Museum Ukir Nusantara, di Panggang
- Pendapa Jepara, di Kauman
- Monumen Plasenta R.A. Kartini, di Pelemkerep
- Gapura Robayan di Robayan
- Masjid Astana Mantingan, di Mantingan
- Masjid Agung Baitul Makmur Jepara, di Kauman
- Kelenteng Hian Thian Siang Tee, di Welahan
- Candi Bubrah, di Tempur
- Candi Angin, di Tempur
- Kura-Kura Ocean Park, di Bulu
- Jepara Ourland Park, di Mororejo
- Tiara Park Waterboom and 3D Theater, di Purwogondo
- Mitra Waterboom & Toys, di Bangsri
- Alamoya Waterboom, di Bapangan
- Waterboom Rikan’s, di Dongos
- Shinta Pool Pecangaan, di Pecangaan Kulon
- Kebonan Kampoeng Maen, di Bapangan
- Sentral Park, di Balong
- Bioskop Indie Cineto, di Pengkol
- Pasar Payung (Pusat Kuliner), di Plajan
- Belum Ada Nama Resmi dari Pemkab(mungkin bisa diberi nama Jepara Culinary Centre), di Jobokuto (Belakang SCJ)
- Belum Ada Nama Resmi dari Pemkab(mungkin bisa diberi nama Karimunjawa Culinary Centre), di Karimunjawa (Dekat Alun-Alun Kota Karimunjawa)
- Belum Ada Nama Resmi dari Pemkab(mungkin bisa diberi nama Pecangaan Culinary Centre), di Pecangaan Kulon (Sebelah Utara PT Dasaplast)
Kabupaten Jepara terdapat beberapa tempat wisata malam yang positif bagi anak-anak hingga dewasa, yaitu:
- Alun-Alun 1 Jepara, di Kauman
- Alun-Alun 2 Jepara, di Kauman
- Shopping Centre Jepara (S.C.J), di Jobokuto
- Pasar Kalinyamatan, di Purwogondo
- Tugu Tiga Puteri Jepara, di Ngabul
- Pabrik Karung Goni, di Pecangaan Kulon
- Pabrik Gula Bonjot, di Krasak
- Makam Syekh Siti Jenar (Sunan Jepara), di Balong
- Makam Mbah Roboyo, di Robayan
- Makam Datuk Gunardi, di Singorojo
- Makam Habib Ali, di Mayong
- Makam Syeh Abu Bakar, di Pulau Panjang
- Makam Ki Gede, di Bangsri
- Makam Syeh Amir Hasan (Sunan Nyamplungan), di Karimunjawa
- Makam Mbah Pakisaji, di Potroyudan
- Makam Ronggo Kusumo, di Manyargading
- Makam Mbah Datuk Subuh, di Sidigede
- Makam Habib Sodiq (Yek Nde) dan KH Noor Ahmad SS, di Kriyan
- Makam Assayyid Thoyyib Thohir dan Syaikh Syamsuri, di (Penagon, Nalumsari, Jepara)
- Makam Pangeran Syarif dan Mbah Jenggolo, di Saripan
- Makam Sunan Hadirin dan Ratu Kalinyamat serta Raden Abdul Jalil, di Mantingan
- Citrosomo (Makam Para Adipati/Bupati yang pernah memimpin Jepara dan keluarga besar R.A Kartini), di Sendang
- Makam KH. Ahmad Cholil, di Bakalan
- Shopping Centre Jepara (S.C.J), di Panggang
- Pasar Karangrandu (Pasar Jajanan khas Jepara), di Karangrandu
- Pasar Sejajar, di Margoyoso
- Pasar Apung, di Demaan
- Pasar Buah Ngabul (Pasar Durian Jepara), di Ngabul
- Saudara Swalayan, di Ngabul
- K Pasar Swalayan, di Ngabul
- Jepara Trade and Tourism Center (JTTC), di Rengging
- Jepara Galeria Mall Entertainment Centre, di Kauman
- Hari Jadi Jepara, di Mantingan
- Jembul Tulakan, di Tulakan
- Jembul Bedekah, di Banyumanis
- Pesta Baratan, di Kalinyamatan
- Pesta Lomban, di seluruh PantaiKabupaten Jepara
- Tawur Bubur, di Jinggotan
- Perang Obor, di Tegalsambi
- Festival Oncor, di Bandungrejo
- Festival Memeden Gadu Jepara, di Kepuk
- Festival Jondang, di Kawak
- Barikan Apem, di Langon
- Festival Barikan, di Karimunjawa
- Eder, di Robayan
- Seni & Budaya Ukir Jepara Festival, di Mulyoharjo
- Chambeng, di Welahan
- Jepara Thongtek Carnival, di Alun-Alun Jepara 1 Kauman
- Jepara Bedug Festival, di Alun-Alun Jepara 1 Kauman
- Gebyar Ki Aji Tunggal, di Karangaji
- Festival Kartini, di Kauman
- Gebyar Mayong, di Pelemkerep
- Sail Karimunjava, di Karimunjawa
- Jepara Fashion On The Street, di Jalan Kartini Kauman
- Jepara Expo, di Rengging
- Bumi Kartini Expo, di Kauman
- Jepara Fair (Pekan Raya Jepara), di Rengging
- Jepara Triathlon, di Mororejo
- Festival Kartini, di Kauman
- Gebyar Mayong, di Pelemkerep
- Sail Karimunjava, di Karimunjawa
- Jepara Fashion On The Street, di Jalan Kartini Kauman
- Jepara Expo, di Rengging
- Bumi Kartini Expo, di Kauman
- Jepara Fair (Pekan Raya Jepara), di Rengging
- Jepara Triathlon, di Mororejo
- Jepara Culinary Expo, di Karangrandu
- Jepara Cultural Festival, di Alun-Alun Jepara 1 Kauman
Di Kabupaten Jepara terdapat berbagai jenis kesenian, yaitu:
- Barongan Dencong
- Wayang Golek Langkung
- Tari Kridhajati
- Tari Tenun Troso
- Tari Tayub
- Tari Emprak
- Samroh
- Prasah
- Angguk
- Dagelan
- Kentrung
- Ludruk
- Ketropak
- Keroncong
- Gambus
Jenis kesenian tradisional Samroh, Gambus, dan Angguk, semuanya bernapaskan Islam. Jenis kesenian tradisional lainnya adalah dagelan, emprak, ketropak, ludruk, kentrung, keroncong,dan prasah. Melalui beberapa kesenian tradisional ini, pemerintah menggunakannya untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat misalnya mengenai pembangunan dan keluarga berencana.
Kabupaten Jepara memiliki beberapa julukan, ada yang diberi julukan secara resmi ada juga yang tidak bersifat resmi, di antaranya:
- Kota Ukir
Pada zaman Kerajaan Kalinyamat yang dipimpin Sultan Hadlirin ayah angkatnya yang berasal dari Cina mengukir batu yang dia bawa dari Cina untuk di letakkan di Masjid Mantingan. Lalu dia mengajarkan cara mengukir yang indah kepada warga Jepara sampai sekarang. Maka Jepara dijuluki Kota Ukir.
- Bumi Kartini
Jepara adalah kota dilahirkanya pahlawan nasional R.A. Kartini, maka Jepara dijuluki Bumi Kartini.
Slogan R.A Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang hal tersebut terealisasikan oleh pemerintah kabupaten Jepara dengan adanya 4 PLTU di Jepara, yang menjadi pemasok listrik Jawa, Bali, Madura. Oleh karena itu Bibit Waluyo (Gubernur Jawa Tengah) secara resmi memberi julukan KOTA ENERGI kepada Kabupaten Jepara.PLTU TJB Jepara merupakan PLTU pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi ramah lingkungan. Selain PLTU TJB Jepara yang berada di Desa Tubanan, terdapat juga PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) di Desa Kemojan, PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Desa Parang dan Desa Nyamuk, dan PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) di Desa Karimunjawa, Sehingga Kabupaten Jepara terdapat empat macam pembangkit listrik. Bahkan BATAN juga akan membangun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Semenanjung Jepara.
- Kota Fashion
Di Jepara banyak ditemukan beberapa sentra produk fashion seperti: Tenun Ikat di Troso, Batik Jepara di Slagi, Konveksi Baju di Sendang, Konveksi Celana di Bandungrejo, Konveksi Jeans di Jebol, Konveksi Kerudung Hijab di Pendosawalan, Konveksi Bordir di Nalumsari, Perhiasan Monel di Kriyan, Perhiasan Emas di Margoyoso. Produk fashion Jepara telah membanjiri Pasar Semarang, Surabaya, Bali, Jakarta, Palembang, dan lain-lain.
- Kota Kerajinan (Kota Seni)
Banyak seni kerajinan di Jepara seperti seni ukir, seni patung, seni relief, seni monel, seni emasan, seni gerabah, seni rotan, seni anyaman bambu, seni macan kurung, dan lain-lain. Oleh karena itu Jepara dijuluki Kota Kerajinan.
- Kota 1000 Ponpes
Banyak yang menganggap Pondok Pesantren terbanyak di Jawa khususnya Jawa Tengah ada di Rembang, tetapi kenyataannya di Jepara terdapat Pondok Pesantren 2x lipat lebih banyak dari jumlah pondok pesantren di Kabupaten Rembang. Oleh karena itu Jepara di kenal sebagai Kota Seribu Pondok Pesantren, Bahkan jumlah Kyai dan Ustadz terbanyak di Jawa Tengah berada di Kabupaten Jepara. Sehingga Jepara juga dikenal sebagai kota santri.
- The World Carving Center
Jepara berhasil membuat rekor MURI sekaligus Rekor Dunia dalam bidang mengukir kayu bersama terbanyak di dunia. Maka Jepara resmi menyandang gelar The World Carving Center.
- The Beautiful of Java
The Beauty of Java tidak berlebihan disandang oleh Jepara, karena Jepara memiliki aneka keindahan dari tempat wisata pegunungan, wisata pantai, wisata kepulauan bahkan sampai wisata bawah laut (Terumbu karang) ditambah lagi gadis-gadis Jepara terkenal cantik-cantik, karena banyak orang Jepara yang masih berdarah Portugis terutama di daerah Kecamatan Donorojo. Apalagi berkali-kali Jepara mendapat Adipura dikarenakan kota Jepara begitu bersih dan sangat indah. Maka untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Bupati Jepara mengambil slogan pariwisata Jepara, The Beautiful of Java (Keindahannya Jawa) sebagai upaya pencitraan Kota Jepara sebagai pusat Wisatanya Pulau Jawa.
- Caribbean van Java
Keindahan Kepulauan Karimunjawa keindahanya seperti di Karibia. Karimunjawa mempunyai kesamaan lain dengan Karibia yaitu terdiri dari beberapa pulau kecil, oleh karena itu belanda memberi julukan sebagai Caribbean van Java.
- Scheveningen van Java
Menjelang kenaikan kelas di saat liburan pertama, Ny. Ovink Soer dan suaminya mengajak R.A. Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah menikmati keindahan pantai bandengan yang letaknya 7 km ke utara Kota Jepara, yaitu sebuah pantai yang indah dengan hamparan pasir putih yang memukau sebagaimana yang sering digambarkan lewat surat-suratnya kepada temannya Stella di negeri Belanda. RA Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak, kepada RA Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut dan dijawab dengan singkat yaitu Pantai Bandengan. Kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan bahwa di Holland pun ada sebuah pantai yang hampir sama dengan bandengan namanya Klein Scheveningen secara spontan mendengar itu R.A. Kartini menyela kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan nama Klein Scheveningen.
Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam masakan khas Jepara, di antaranya:
Bahan utamanya ikan (diusahakan ikan segar) ditambah bumbu-bumbu: bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, sereh, jahe, terasi (sedikit), gula merah, garam, merica / lada, daun salam, dan lengkuas. Semua bumbu diracik dan direbus, setelah air mendidih ikan dimasukkan sampai masak. Diusahakan jangan terlalu lama supaya lebih fresh dan protein ikan tidak banyak yang hilang.
Soto Ayam Jepara rasanya berbeda dengan Soto Ayam Kudus, Semarang, di karenakan adanya Kucai di dalam Soto Jepara.
Soto Bumbu adalah soto dari Jepara rasanya sangat berbeda dengan Soto yang lain, karena pada umumnya soto menggunakan daging ayam. Sedangkan Soto Bumbu menggunakan daging sapi, usus sapi, dan babat sapi.
- Sop Udang (Sop Jepara)
Sop udang sama dengan sop pada umumnya, hanya saja sop ini memakai kaldu udang dan di tambah udang goreng serta cabe mentah yang ditumbuk (digeprek). Sop ini akan lebih nikmat dimakan selagi masih panas atau hangat.
Sup ini termasuk dalam masakan fusion, adalah paduan kuliner lokal dan asing, yaitu perpaduan Kuliner Belanda, Cina, dan Jawa. Salah satu contoh yang tersaji di sini adalah “pangsit” yang tidak tampak seperti pangsit yang kita kenal, tetapi justru berupa sup bening dengan dadar gulung udang yang cantik. Sup ini hampir serupa dengan pangsit pengantin yang berbahan utama pangsit goreng. Sup Pangsit Jepara adalah salah satu masakan kesukaan R.A. Kartini.
Opor Panggang adalah opor khas Jepara. Opor ini hampir mirip dengan Opor Bakar yaitu opor khas Kudus, tetapi rasanya lebih nikmat Opor Panggang. Karena proses pembuatannya ayam di masak dalam kuali yang terbuat dari tanah liat, sehingga daging ayam dan bumbu opornya memiliki cita rasa yang khas.
Bongko mento adalah salah satu sajian asal keraton Jepara. Sajian yang dibungkus dengan daun pisang ini berisi dadar yang telah diisi dengan tumisan suwiran dada ayam yang dicampur dengan jamur kuping, soun, dan santan. Kudapan ini bisa menjadi pilihan snack gurih untuk arisan atau pesta kecil di rumah anda.
Lontong Krubyuk seperti lontong pada umumnya, lontong krubyuk disajikan dengan campuran tauge setengah matang. Lengkap dengan irisan daun seledri. Yang membedakan dengan makanan lontong lainnya, Lontong Krubyuk diberi suwiran daging ayam semur disiram dengan kuah bakso.
Singit terbuat dari daging sapi sekel, santan kelapa, kecap manis, garam, cabai merah, bawang putih, bawang merah, gula merah, kemudian campur daging, bumbu halus, santan, kecap, dan garam, lalu masak di atas api dengan panas sedang sampai matang dan kuah mengental.
Terbuat dari daging sekel, garam, merica bubuk, pala bubuk, kecap manis, minyak untuk menumis, dan lain-lain.
- Sayur Pepaya Jepara
Masakan ini biasanya disajikan di waktu siang hari, Sayur Pepaya Jepara terbuat dengan bahan utamanya adalah pepaya muda yang diracik dengan santan, kluwek, dan lain-lain.
Sayur asem asal Jepara ini memang mirip dengan sayur asem asal Jakarta, tidak seperti sayur asem asal Jawa Tengah yang cenderung bening.
Jepara adalah salah satu kota yang ada di Jawa Tengah ini memiliki sajian yang bisa menjadi pilihan untuk menu sehari-hari. Namanya sayur betik asal Jepara ini menggunakan pepaya muda dan daging tetelan sebagai bahan utamanya.
Terbuat dari daging tanpa lemak, lengkuas, daun salam, bawang merah, bawang putih, cabai merah, asam jawa, gula pasir, dan lain-lain.
Terbuat dari daging kambing yang lembut dan campuran rempah-rempah membuat Gule Petih Jepara ini cocok untuk teman makan nasi pada Hari Raya Lebaran maupun Idul Adha.
Terbuat dari Ayam fillet, udang jerbung, kaldu ayam, santan, serai, daun jeruk, garam, gula pasir, minyak untuk menumis, dan lain-lain.
Sayur Keluak Ayam adalah makan khas Jepara.
Kagape kambing mudah di jumpai ketika hari raya Idul Adha.
- Bakso Ikan Ekor Kuning (Bakso Karimunjawa)
Bakso biasanya menggunakan daging Kambing, Kerbau, ataupun Sapi. Di Jepara Bakso menggunakan daging ikan ekor kuning.
Bahan-bahanya adalah tepung, daging ikan tongkol, air, dan lain-lain.
Tongseng biasanya yang menggunakan daging Kambing, Kerbau, ataupun Sapi. Kalau di Jepara bukan dari bahan tersebut melainkan dari daging Cumi-cumi maka dinamakan Tongseng Cumi atau Tongseng Cumi-Cumi.
Rempah terbuat dari kelapa parut dan ikan dan lain-lain.
Daging ikan kerapu/tengiri yang dihaluskan dicampur dengan tepung beras dan dibentuk gelondongan seperti kapsul lalu dibungkus daun pisang/plastik kemudian dikukus, kemudian di iris agak tebal-tebal, maka siap di sajikan bersama sambal maupun saus. di Jepara ada kebiasaan menyantap gulungan bakal kerupuk itu ketika masih kenyal. Cukup diiris agak tebal, Anda akan memperoleh rasa gurih gulungan tersebut. Rasanya tergantung campurannya, apakah ikan atau udang. Kalau merasa agak kurang nyaman memakan langsung, bisa menggorengnya. Cukup hanya garing di luar, kemudian angkat. Paling nikmat disantap ketika masih panas dengan colekan saus sambal. Rasanya tidak kalah gurih dibanding Empek-empek.
Horok-horok adalah tepung sagu yang dikukus. Setelah masak dituang dalam tempayan dan diaduk dengan sisir. Sehingga walaupun kenyal dan liat,namun bentuknya menjadi butiran-butiran kecil menyerupai sterofoam. Untuk menambah rasa, bisa ditambahkan sedikit garam dan dimakan sebagai campuran bakso, gado-gado, pecel, atau sate kikil.
Hoyok-hoyok atau disebut juga Oyol-Oyol terbuat dari tepung tetapioka di campur dengan air dan kelapa, setelah jadi di hidangkan dengan tambahan parutan kelapa. Hoyok-hoyok adalah versi manis dari Horok-Horok.
Adalah sate yang menggunakan daging Sapi yang dipadukan dengan bumbu-bumbu khas Jepara.
Sate kikil atau disebut sate cecek adalah sate kulit sapi yang diberi bumbu kacang biasanya disantap untuk lauk makan horok-horok.
Adalah ikan laut yang dipanggang (dibakar) dan disajikan bersama sambal santan.
Ikan teri mentah yang dikeringkan dan diberi garam, bentuknya seperti bakwan.
Kabupaten Jepara memiliki sambal khas Jepara, diantaranya:
Bahan utamanya adalah Petis Udang atau Cumi-cumi, yang di campur dengan garam, gula, kecap, bawang putih goreng dan uleg kembali. Tuang air dan uleg sampai merata. Taburkan bawang goreng untuk menyedapkannya.
Bahan untuk membuat Sambal Raden khas Jepara, yaitu: Minyak Goreng, Cabai Keriting, Cabai Rawit, Tomat, Terasi, dan garam. Proses pembuatan Sambal Raden, Digoreng semua bahan sampai layu, kemudian diuleg semua bahan, masukan sedikit garam, dan sedikit moto, uleg sampai halus. Setelah sudah cukup halus, siap dihidangkan. Sambal Raden sangat nikmat dimakan dengan lauk tempe goreng ataupun ayam goreng dan nasi putih panas.
Bahan dasarnya adalah parutan kelapa.
Bahan utamanya adalah Jambu Mete, yang di campur dengan cabai merah, cabai rawit, terasi, kacang mete goreng, gula, dan garam. Haluskan semua bahan menjadi sampai halus. Setelah halus, Sajikan Sambal Jambu Monyet dengan lalapan mentah dan nasi putih panas.
Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam salad khas Jepara, di antaranya:
Sajian yang terdiri dari berbagai macam sayuran dan disajikan dengan bumbu kelapa ini biasanya kita sebut dengan Urap. Tapi di Jepara hidangan ini disebut kuluban yang sedikit membedakan Kuluban dengan Urap adalah Kuluban terdapat nangka muda rebus dan taoge yang disajikan mentah.
Brayo adalah buah dari mangrove jenis si api-api. Cara penyajian adalah Brayo di rendam dalam air kapur selama seharian, lalu di masak selama seharian, setelah matang di sajikan dengan parutan Kelapa.
Sejenis rumput laut yang bentuknya bulat-bulat kecil, enak dimakan dalam keadaan segar, dan konon bisa menyembuhkan radang tenggorok, amandel.
- Kerayanan
Sajian yang terdiri dari berbagai macam sayur mayur dengan bumbu kunyit cabai merah dan serutan kelapa.
Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam minuman khas Jepara, di antaranya:
- Sutet
Sutet adalah Susu Telur Tegangan Tinggi. Cara membuatnya susu cair dipanaskan ke dalam panci, setelah susu mulai matang, pecah kan telur, Masukan telur ke mangkuk, Lalu ambil sedikt air susu yang sudah mendidih ke mangkuk (agar telur tidak kaget), Lalu aduk sampai rata (karena jika telur langsung ditaruh ke panci akan menjadi telur rebus), Lalu masukan telur kedalam panci yang berisi susu, Lalu campur dengan perasan gingseng rebus, Lalu masukan ke gelas, diberi gula sesuai selera, siap disajikan.
Horok-Horok banyak dijajakan diwarung bersama bakso atau janganan, horok-horok tersebut sebagai pengganti nasi atau lontong. Yang paling diminati adalah horok-horok dimakan dengan lauk sate cecek. Horok-horok juga dapat menjadi minuman, yaitu Wedang Horok-Horok bisa disajikan hangat ketika cuaca dingin dan juga bisa disajikan dengan es batu di cuaca yang panas.
Kopi Dapur Kuwat mudah ditemukan di warung kopi daerah kecamatan Keling. Kopi dapur Kuwat adalah gabungan Kopi dari daerah kopi unggul yaitu Damarwulan, Tempur, Kunir, Watuaji. Sehingga kopi yang dihasilkan dari racikan tersebut begitu nikmat dan istimewa.
Kopi Tempur adalah kopi yang sudah tersohor di Jepara bahkan sudah di ekspor ke luar negeri. Kopi Tempur kini sudah masuk salah satu hotel di Jepara yaitu BayFront Villa di Pantai Teluk Awur. Kopi Tempur berasal dari desa Tempur Kecamatan Keling.
Kopi Damarwulan adalah kopi yang sudah tersohor di Jepara bahkan sudah di ekspor ke luar negeri. Kopi Damarwulan kini sudah masuk hotel dan kafe di Jepara. Kopi Damarwulan berasal dari desa Damarwulan Kecamatan Keling.
Adon-adon coro merupakan minuman tradisional dengan bahan: jahe, gula merah, santan, potongan kelapa muda (dibakar), dan jamu (rempah-rempah). Cara pembuatannya adalah: jahe, gula merah, santan, dan potongan kelapa direbus dengan air secukupnua sampai mendidih. Sedangkan rempah-rempah sebagai jamu penolak masuk angin diracik (dicampur) tersendiri. Cara penyajiannya: satu sendok jamu ditaruh di dalam mangkok, lalu disiram dengan wedang jahe dan diminum selagi masih panas / hangat. Pada sore dan malam hari penjaja minuman Adon-adon coro banyak kita jumpai di pelataran sekitar Shopping Centre Jepara (SCJ) di sebelah utara Alun-alun Jepara. Harganya cukup murah dan dijamin dapat menghangatkan badan.
- Es Gempol / Pleret
Bahan-bahannya terdiri dari gempol/pleret, santan, dan gula cair. Gempol/pleret berasal dari tepung beras yang dibuat adonan, dibentuk dan diberi warna lalu dikukus. Gempol berbentuk bulat sebesar kelereng sedangkan pleret berbentuk seperti kantong kecil. Cara penyajiannya sangat sederhana, gempol/pleret dimasukkan gelas/mangkok lalu disiram santan dan gula. Gempol dan pleret dapat disajikan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Bagi yang suka minuman segar, dapat ditambah es secukupnya.
Bahan minuman ini adalah cendol dari tepung sagu/aren, gula merah, dan santan. Semua bahan dicampur jadi satu dalam gelas/mangkok, bila diperlukan ditambah aroma/rasa buah tertentu, paling nikmat bila dicampur buah durian dan bila diperlukan ditambah es secukupnya.
Minuman ini bahan utamanya adalah degan (kelapa muda).
Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam jajanan pasar khas Jepara, di antaranya:
Makanan khas dari desa Pendosawalan yang bahanya dari ketan yang di campur dengan kacang tolo, kemudian direbus sampai matang, siap disajikan.
- Kintelan
Makanan yang berbentuk menyerupai Klepon namun tidak ada parutan kelapa. Kintelan biasanya disajikan dengan kuah santan kental.
- Tawur atau kawur
Jajanan pasar khas Jepara yang berbahan dasar Jagung, mudah di temui di Pasar Anggur, Pasar Kalinyamatan, Pasar Karangrandu, dll.
Makanan sejenis gethuk, yang berasal dari Jepara. Bahan-bahanya berasal dari ketela pohon yang direbus sampai matang hingga lembek lalu dibentuk dan diberi taburan kelapa parut dan gula merah.
Makanan yang bahan-bahannya tepung kanji, tepung beras, garam, gula pasir, daun suji, pewarna makanan.
Tapai yang dibungkus adonan tepung terigu ditambah gula & garam secukupnya (bila diperlukan) digoreng.
Putu yang terbuat dari sagu dan kelapa parut.
Gethuk dengan rasanya yang khas Jepara.
Madu mongso sangat mudah ditemukan di Jepara teutama saat Hari raya Idul Fitri. Selain di Jepara, Madu Mongso juga dapat ditemukan di Kudus.
Poci terbuat dari adonan tepung ketan dan santan kemudian dibentuk kerucut dan dibungkus daun pisang. Didalamnya diisi campuran parutan kelapa & gula merah lalu dikukus.
Sejenis kue lapis terdiri dari + 5 lapisan. Bahan pembuatnya: tepung beras, tepung tetapioka, tepung maizena, gula merah, santan, garam, dan daun pandan (sebagai aroma). Tepung beras, tetapioka, dan gula merah dubuat adonan dan direbus lalu dicurahkan sehingga membentuk 4 lapisan. Kemudian tepung maizena & santan direbus dan dicurah pada lapisan paling atas. Sedangkan garam & daun pandan merupakan pelengkap dalam setiap adonan.
Sejenis kue lapis yang tersusun lebih dari 5 lapisan. Bahan pembuatnya: tepung beras, tepung tetapioka, gula merah, gula pasir, santan, garam, pala, dan daun pandan (sebagai aroma). Tepung beras, tetapioka, gula pasir, dan santan dibuat adonan dan direbus lalu dicurahkan sehingga membentuk 3 lapisan. Kemudian tepung beras, tetapioka, gula merah dansantan direbus dan dicurah pada 2 lapisan atas. Pada permukaan paling atas ditaburi pala yang ditumbuk (dihaliskan). Sedangkan garam & daun pandan merupakan pelengkap dalam setiap adonan.
Bahan pembuatnya terdiri: tepung ketan, tepung tetapioka, santan, gula pasir, air jahe, dan pewarna. Semua bahan (kecuali warna) dibuat menjadi satu adonan lalu dikukus. Di bagian atas kue diberikan warna sesuai selera supaya lebih menarik.
Klenyem terbuat dari singkong (ketela pohon) yang diparut dan diperas (untuk mengurangi patinya) kemudian dibentuk gepeng dan oval di dalamnya diisi gula merah lalu digoreng.
Untuk membuat kenyol, singkong/ketela pohon diparut dan diperas, kemudian diisi gula merah dan dibungkus daun pisang lalu dikukus.
Nogosari terbuat dari tepung beras yang dibuat adonan, diisi pisang masak, dibungkus daun pisang, lalu dikukus.
Cara membuat moto belong adalah singkong diparut dan diperas lalu diisi pisang masak dan dibentuk seperti kapsul (bila perlu diberi warna). Setelah itu dibungkus daun pisang dan dikukus. Penyajiannya dengan cara dipotong/diiris tipis-tipis (sehingga berbentuk menyerupai bola mata) dan dicampur dengan parutan kelapan yang ditambah sedikit gula dan garam.
Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam oleh-oleh khas Jepara, di antaranya:
- Kacang Jepara (Kacang Gosong)
- Kacang tanah yang masih ada kulitnya alias belum di kupas kulitnya, di sangrai dengan pasir putih sampai warna kulit kacang menjadi kehitaman atau sampai gosong.
- Biji kacang yang masih terbungkus kulit ari diberi bumbu bawang putih dan garam lalu dikeringkan (diangin-angin). Kemudian digoreng dengan pasir putih sampai masak. Jangan lupa, kacang dituang ke pasir setelah pasir dalam keadaan panas.
- Bahan baku kerupuk tengiri adalah bontosan (Bontosan merupakan bahan baku kerupuk tengiri. Daging ikan tengiri yang dihaluskan dicampur dengan tepung beras dan dibentuk gelondongan seperti kapsul lalu dibungkus daun pisang/plastik kemudian dikukus) yang diiris tipis lalu dijemur di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Setelah kering digoreng dengan minyak goreng atau dengan pasir putih (istilahnya kerupuk bakar).
- Bahan baku kerupuk kerapu adalah bontosan (Bontosan merupakan bahan baku kerupuk kerapu. Daging ikan kerapu yang dihaluskan dicampur dengan tepung beras dan dibentuk gelondongan seperti kapsul lalu dibungkus daun pisang/plastik kemudian dikukus) yang diiris tipis lalu dijemur di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Setelah kering digoreng dengan minyak goreng atau dengan pasir putih (istilahnya kerupuk bakar).
- Bahan pembuat carang madu adalah tepung beras, gula merah, dan bumbu (garam dan lain-lain.). Cara pembuatannya: tepung dibuat adonan agak encer dan dibentuk seperti sarang/jaring laba-laba (dengan media plastik yang diberi lubang kecil di sudutnya) lalu dijemur hingga kering. Setelah itu digoreng, selagi masih panas diberi siraman adonan gula pasir yang diberi pewarna makanan yang berwarna merah.
- Asal mula durian ini adalah dari Dukuh Randusari Desa Tahunan – Jepara. Bentuk buahnya bulat telur terbalik (ujungnya agak runcing), kulit buahnya tipis (+ 3 mm), dan warnanya hijau kekuningan. Daging buah berwarna kuning, berserat halus, agak lembek, dan rasanya sangat manis, namun aromanya tidak begitu tajam / menyengat. Jumlah pongge per buah berkisar antara 5-10 biji sempurna. Ukuran bijinya kecil dan berbentuk lonjong. Kemampuan produksi antara 50 – 150 buah per pohon dengan berat buah masing-masing antara 1 kg. – 1,5 kg. Durian Petruk sekarang sudah dilepas sebagai varietas unggul nasional dan terus diteliti untuk dikembangkan. Setiap tahun, di Jepara selalu diadakan Lomba Buah-Buahan dengan durian sebagai kontestan utamanya. Event ini berlangsung pada bulan Desember, saat musim durian mencapai puncaknya. Sentra penjualan durian di Jepara adalah Pasar Ngabul (7 km sebelum masuk kota Jepara dari arah Kudus). Tapi jika anda ingin menikmati buah durian sambil menikmati suasana pedesan, anda dapat membeli langsung kepada pemilik pohon yang tersebar hampir disemua desa di Kecamatan Tahunan dan Kecamatan Jepara, dan biasanya harganya lebih murah.
- Jeruk Jepara (Limnocitrus littoralis (Mig) Swing)
- Jeruk Jepara alias jeruk swing (Limnocitrus littoralis (Mig) Swing), tanaman ini memiliki kekuatan yang luar biasa. Antara lain tahan penyakit dan mampu hidup di tanah berpasir yang berkadar garam tinggi. Juga banyak terdapat di daerah rawa-rawa di pinggir pantai dan tepian sungai dekat pantai. Sifat pertumbuhan tanaman mirip sekali dengan pohon bakau. Ketika hampir seluruh tanaman jeruk di pantai utara Jawa Tengah terserang penyakit, ternyata jeruk jepara masih tetap bertahan, sehat dan tidak terkena pengaruh apa-apa. Ini membuktikan bahwa jeruk jepara cukup ampuh dan dapat dipergunakan sebagai batang bawah jeruk komersial yang mudah terserang penyakit. Sebagai batang bawah kemungkinan besar jeruk jepara dapat digunakan sebagai ‘anti’ penyakit CVPD.
Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam Cenderamata khas Jepara, di antaranya:
- Macan Kurung Mini
- Macan Kurung ukuran mini atau Macan Kurung dalam bentuk gantungan kunci, Merupakan kerajinan miniatur Macan Kurung yang sangat cocok menjadi cenderamata bagi sanak-saudara, karena selain untuk mempermanis ruangan atau meja, hal tersebut juga dikarenakan kerajinan Macan Kurung merupakan kerajinan tingkat tinggi disebabkan cara pembuatannya yang spesial juga mempunyai nilai sejarah dan nasionalis.
- Tugu Kartini Mini
- Tugu identitas khas Jepara salah satunya adalah Tugu Kartini. Miniatur Tugu Kartini sangat cocok menjadi menjadi cenderamata bagi sanak-saudara, selain karena Tugu Kartini sebagai Tugu bahwa Jepara tempat Kartini dilahirkan, tugu tersebut juga sebagai tugu selamat datang di Kabupaten Jepara.
- Patung Mini
- Patung kecil atau patung mini merupakan cendera fovorit para wisatawan yang ke Jepara.
Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam Souvenir khas Jepara, di antaranya:
- Jepara terkenal dengan kain Tenun Ikat Trosonya yang kini menjadi oleh-oleh favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Jepara.
- Batik Jepara mengunakan motif khas Jepara yaitu ukiran kayu Jepara. Tetapi juga terdapat motif lainnya yaitu Motif Parang Poro, Motif Lung-Lungan, Motif Kembang Setaman, Motif Elung Bimo Kurdo, Motif Sido Arum, Motif Sekar Jagat Bumi Kartini, dan lain-lain. Batik yang ada di Jepara ini aromanya telah menyebar ke seluruh penjuru negeri.
- Kaos "I Love Jepara"
- Merupakan Kaos dengan gambar ataupun tulisan berbentuk I Love Jepara.
Kabupaten Jepara mempunyai bermacam-macam Aksesoris khas Jepara, di antaranya:
- Perhiasan Monel
- Desa Kriyan merupakan pusat dari penjualan Perhiasan dari bahan Monel. Perhiasan tersebut berupa gelang, cincin, liontin, kalung, anting - anting, dan lain-lain.
- Pernak Pernik Kayu
- Aneka macam pernak-pernik yang terbuat dari kayu khas Jepara (Karimunjawa) yaitu Kayu Bertuah Setigi, Dewadaru, Kalimosodo. Juga tersedia dalam bentuk kacamata bingkai kayu, jam tangan kayu, tasbih, gelang, cincin, kalung, dan gantungan kunci yang terbuat dari kayu. Juga terdapat berbentuk patung ataupun miniatur yang terbuat dari kayu diantaranya miniatur mobil, miniatur motor, lampu hias, rekal, dan lain-lain. Pernak-pernik dari kayu tersebut sangat cocok menjadi aksesoris khas Jepara yang diberikan untuk sanak-saudara.
Jepara terdapat beberapa buah khas, yaitu:
- Durian Petruk
- Jeruk Jepara
- Jeruk Bategede
- Rambutan Jepara
- Mangga Krasak
- Pisang Gedangan
- Belimbing Welahan
Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena terdapat sentra kerajinan ukiran kayu ketenarannya hingga ke luar negeri. Kerajinan mebel dan ukir ini tersebar merata hampir di seluruh kecamatan dengan keahlian masing-masing. Namun sentra perdagangannya terlekat di wilayah Ngabul, Senenan, Tahunan, Pekeng, Kalongan dan Pemuda. Selain itu, Jepara merupakan kota kelahiran pahlawan wanita Indonesia R.A. Kartini.
Potensi Kabupaten Jepara:
- Potensi Wisata Karimunjawa
- Industri Mebel Ukir Jepara. Industri ini tersebar luas di hampir semua kecamatan Jepara, kecuali Kecamatan Karimunjawa
- Sentra Kerajinan Ukir Patung Macan Kurung, di Mulyoharjo
- Sentra Kerajinan Ukir Seni Relief, di Senenan
- Sentra Kerajinan Ukir Meubel Minimalis, di Petekeyan
- Sentra Kerajinan Ukir Gebyok, di Blimbingrejo
- Sentra Kerajinan Ukir Bambu, di Suwawal Timur
- Sentra Kerajinan Ukir Almari, di Bulungan
- Sentra Kerajinan Perhiasan Emas, di Margoyoso
- Sentra Kerajinan Monel, di Kriyan
- Sentra Kerajinan Besi (Pande Besi), di Purwogondo
- Sentra Kerajinan Batik Jepara, di Slagi
- Sentra Kerajinan Tenun Ikat Troso, di Troso
- Sentra Kerajinan Mainan Anak-anak, di Karanganyar
- Sentra Kerajinan Kreneng, di Gidangelo
- Sentra Kerajinan Anyaman Pandan, di Bantrung
- Sentra Kerajinan Anyaman Bambu, di Kendengsidialit dan Sidigede
- Sentra Kerajian Rotan, di Telukwetan
- Sentra Kerajinan Gerabah, di Mayong Lor
- Sentra Kerajinan Genteng, di Mayong Kidul
- Sentra Kerajinan Payung Kertas, di Brantaksekarjati
- Sentra Konveksi Baju, di Sendang
- Sentra Konveksi Jeans, di Jebol
- Sentra Konveksi Kerudung, di Pendosawalan
- Sentra Konveksi Celana Kolor, di Bandungrejo
- Sentra Industri Benang Sutra, di Damarwulan
- Sentra Industri Bordir, di Nalumsari
- Sentra Industri Rokok, di Robayan
- Sentra Industri Roti, di Bugo
- Sentra Industri Kerupuk, di Pengkol
- Sentra Industri Telur Asin, di Gerdu
- Sentra Industri Ikan Kering, di Kedungmalang
- Sentra Industri Horok-Horok, di Bugel
- Sentra Industri Batu Bata, di Kalipucang Kulon
- Sentra Pemerahan Susu Kambing, di Banyuputih
- Sentra Peternakan Sapi, di Blingoh
- Sentra Peternakan Kerbau, di Guwosobokerto
- Sentra Peternakan Itik, di Gerdu
- Sentra Pertanian Minyak Nilam, di Sumanding
- Sentra Pertanian Durian, di Kecapi
- Sentra Pertanian Pisang Gedangan, di Gedangan
- Sentra Pertanian Kacang Tanah, di Kawak
- Sentra Pertanian Jeruk, di Bategede
- Sentra Pertanian Mangga Krasak, di Krasak
- Sentra Pertanian Blimbing Jingga Welahan, di Welahan
Komoditas Ekspor:
- Kerajinan Mainan Anak-anak, di Karanganyar
- Kerajinan Tenun Ikat Troso, di Troso
- Industri Mebel Ukir Jepara. Industri ini tersebar luas di hampir semua kecamatan Jepara, kecuali Kecamatan Karimunjawa
- Seni Relief, di Senenan
- Kerajinan Patung Macan Kurung, di Mulyoharjo
- Kerajinan Anyaman Bambu, di Kendengsidialit dan Sidigede
- Kerajian Rotan, di Telukwetan
- Kerajinan Gerabah, di Mayong Lor
Kabupaten Jepara memiliki beberapa Puskesmas, di antaranya:
- Puskesmas Jepara, di Panggang
- Puskesmas Tahunan, di Ngabul
- Puskesmas Mlonggo, di Sinanggul
- Puskesmas Pakis Aji, di Lebak
- Puskesmas Kembang, di Jinggotan
- Puskesmas Bangsri 1, di Bangsri
- Puskesmas Bangsri 2, di Guyangan
- Puskesmas Keling 1, di Kelet
- Puskesmas Keling 2, di Keling
- Puskesmas Kedung 1, di Bugel
- Puskesmas Kedung 2, di Karangaji
- Puskesmas Mayong 1, di Pancur
- Puskesmas Mayong 2, di Jebol
- Puskesmas Nalumsari, di Pringtulis
- Puskesmas Batealit, di Mindahan
- Puskesmas Donorojo, di Banyumanis
- Puskesmas Pecangaan, di Pecangaan Kulon
- Puskesmas Welahan 1, di Welahan
- Puskesmas Welahan 2, di Karanganyar
- Puskesmas Kalinyamatan, di Bakalan
- Puskesmas Karimunjawa, di Karimunjawa
Kabupaten Jepara terdapat beberapa Klinik, di antaranya:
Kabupaten Jepara memiliki beberapa Rumah Sakit, di antaranya:
- RSUD Kelet, di Kelet
- RSUD R.A. Kartini, di Jl. Soekarno-Hatta Bapangan
- RSI Sultan Hadlirin, di Kuwasen
- RS Graha Husada, di Panggang
- RS PKU Muhammadiyah, di Mayong Lor
- RS Kusta Donorojo, di Banyumanis
- RS Aulia Medica, di Ngabul
- RSIA Kumala Siwi, di Pecangaan Kulon
- RSIA Siti Khadijah Jepara, di Pengkol
Comments
Post a Comment
monggo merapat 😉