Pada zaman dahulu, disebuah kerajaan makmur bernama Paradiyangan. Hiduplah seorang putri cantik bernama Dayang Sumbi, dia suka sekali menenun. Suatu hari Dayang Sumbi menenun di tersa Istana, entah kenapa hari itu, ia sedikit Pusing dan lemas. Sementara benang pemintalnya berkali-kali jatuh. Dayang Sumbi menjadi malas mengambilnya, karena jengel benang pemintalnya jatuh terus, dia pun berkata “Barang siapa yang mengambilkan benang pemintal itu untuk ku, saya bersumpah kalau dia laki-laki akan ku ambil menjadi suami” Dayang Sumbi senang karena benang pemintal itu sudah berada di dekatnya. Lalu siapa gerangan yang mengambilanya “ hah, siapakah gerangan yang mengambilkan benang pemintal ini untuk ku , sepertinya tidak ada orang disini" betapa terkejutnya Dayang Sumbi, karena yang mengambil benang itu adalah Si Tumang, Anjing kerajaaan yang terkenal setia dan sakti “Akulah yang mengambilanya untuk mu Dayang Sumbi” sambil terkejut Dayang Sumbi menyahut “ka, kamu Tumang, berarti kamu akan menjdi suamiku” bagaimanapun Dayang Sumbi tidak bisa mencabut sumpahnya.
Dia pun menikah dengan Tumang, Hasil Pernikahan mereka Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi laki-laki yang berwujud manusia yang diberi nama Sangkuriang, Tumang berpesan pada Dayang Sumbi agar tidak mengatakan pada sangkuriang jika Tumang adalah ayahnya, Dayang Sumbi pun menyangupinya “Baiklah tumang, aku tidak akan mengatakannya pada Sangkuriang anak kita.”
Sangkuriang tumbuh menjadi anak laki-laki yang sehat, lincah dan cerdas. Tumangpun selalu mengikuti Sangkuriang kemanapun dia pergi, serta mengajarkan kesaktian yang dimiliknya “Ayo Tumang, ayo Tumang, kejar aku, ayo cepat, hahahahahaha“ Tumang menjawab "iya Sangkuring, aku akan mengejarmu, hahahahaaha”
Sangkuriang mengingat Tumang adalah hewan peliharaan semata, dia tidak mengatahui bahwa Tumang adalah ayahnya, suatu hari Dayang Sumbi menyuruh Sangkuriang berburu binatang untuk pesta di istana “sangkuriang anakku, pergilah berburu ke dalam hutan untuk acara pesta di istana” Sangkuriang menjawab “baiklah ibunda, Sangkuriang akan berburu dan membawa hewan yang banyak” Sangkuriang pergi kehutan bersama Tumang.
Sayangnya sampai hari gelap ia tidak mendapat hasil, kerena jengkel akhirnya Sangkuriang membunuh Tumang dan menyerahkan dagingnya sebagai hasil buruan untuk pesta di istana, Dayang Sumbi tidak mengetahui jika daging itu adalah si Tumang. Dia mengira itu adalah danging buruan untuk pesta istana nanti. Dayang Sumbi pun berterima kasih pada Sangkuriang “wah .. terimah anak ku Sangkuriang” Setelah pesta usai, Dayang Sumbi menanyakan keberadaan Tumang yang tidak nampak saat pesta di istana. "Anakku Sangkuriang, apa kau melihat Tumang? sudah kucari ke mana-mana, tapi ia tidak ada” Akhirnya Sangkuriang mengakui perbuatannya “eh..eh.. anu, itu ibunda, aaa,aaa aku sudah menbunuhnya dan kujadikan hewan buruan kemarin” Dayang Sumbi marah “ apa ?, kenapa kau melakukan itu Sangkuring ?" hah Dayang Sumbi tidak bisa menahan emosinya, Dayang Sumbi memukuli sangkuriang di keningnya hingga mengucurkan darah “Ampun, ampun bu, maafkan sangkuriang bu, hi hihihi” akibat perbuatanya yang sudah memukul sangkuriang, Dayang Sumbi diusir dari istana oleh sang raja, bagaimanapun juga Sangkuriang adalah calon putra mahkota, tidak ada yang boleh memukulnya Dayang Sumbi pun akhirnya pergi meninggalkan Istana.
Waktupun berlalu Sangkuriang Tumbuh menjadi pemuda tampan sakti dan disegani, suatu hari dia berburu di hutan, alangkah terkejutnya dia bertemu dengan perempuan yang sangat cantik. “Hah, siapa gadis itu ? wajahnya begitu cantik rupawan”. Sangkuriang tidak tahu bahwa perempuan itu adalah Dayang Sumbi, Begitu pula sebaliknya, mereka saling jatuh hati. Sangkuriang tidak berfikir lama untuk melamar Dayang Sumbi, Kemudian Dayang Sumbi menerima lamaran itu, dia sama sekali tidak mengenali Sangkuriang yang sudah tumbuh dewasa “hmmm, baiklah, aku besedia jadi istrimu wahai pemuda tampan“ namun sebelum hari pernikahan mereka, Dayang Sumbi menemukan bekas luka di kening Sangkuring yang sama persis dengan anaknya dulu, “hah, ya tuhan ternyata pemuda ini Sangkuriang anakku.” Dayang Sumbi segera mencari akal untuk menggagalkan pernikahannya dengan Sangkuriang, “Sangkuriang kamu bisa menikahiku, asalkan kamu bisa memenuhi permintaan ku,” Sangkuriang menjawab “apa permintaanmu wahi gadis cantik?“ Dayang Sumbi sudah Memikirkan syarat itu, suatu hal yang tidak mungkin dipenuhi oleh Sangkuriang “aku ingin kau mengubah bukit ini menjadi bendungan dan membuat perahu untuk menyusuri bendungan itu, semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing”
Permintaan Dayang Saumbi sungguh berat, namun Sangkuriang tidak ingin kehilangan Dayang Sumbi, “baiklah aku akan mewujudkan semua keinginanmu” Sangkuriang mengeluarkan seluruh kesaktiannya. Dia mengundang jin dan seluruh makhluk halus untuk membendungnya, kesaktian ini dulu diajarkan oleh ayahnya Tumang. Mereka lalu bekerja semalaman menutup sungai dan mata air dengan lumpur dan tanah “hehehehehe, Akhirnya aku bisa menjadikan bukit ini menjadi bendungan“ saat semua sudah terbendung Sangkuiang menebang pohon Raksasa dan mulai membuat perahu besar untuk menyusuri bendungan itu "aku pasti bisa!"
Dayang Sumbi mualai gelisah, sebab pekerjaan Sangkuriang hampir selesai, padahal fajar masih lama “Haduh,, bagaimana ini? akau harus menggagalkan usaha Sangkuriang sebelum terbit fajar” Dayang Sumbi berdo’a dengan khusuk pada tuhan, agar usaha Sangkuriang gagal. “oh,, Tuhan ,,bagaimana mungkin aku menikah dengan anakku sendiri, itu tidak mungkin, tolonglah percepat fajar datang, agar semua makhluk halus itu pergi dan tidak ada yang membantu Sangkuriang untuk menyelesaikan pembuatan perahu besar itu sebelum fajar tiba“ keajaiban pun tarjadi, matahari pun terbit lebih cepat “kok..kok.. ko...". suara ayam berkokok “hah, sudah pagi, padahal perahu yang aku buat belum selesai” Sangkuriang sangat marah saat mengetahui jika ia ditipu “siapa sebenarnya kau ini . kamu sudah menipuku tega sekali kamu!" Dayang Sumbi menangis mendengar perkataan Sangkuriang “bagaimana mungkin aku bisa menikahimu anak ku! sesunguhnya aku adalah Dayang Sumbi ibu kandung mu” Sangkuriang tidak percaya dengan ucapan Dayang Sumbi , dia marah “tidak mengkin, aku tidak percaya pada ucapan mu, tidak mngkin tidaaaakkkk!" Dayang Sumbi menagis “aku ibu mu Sangkuriang, aku ibu mu!hihihihi” kemudian sangkuriang mendendang perahu buatannya, hingga terlempar jauh , perahu itu jatuh dengan posisi terbalik dan beubah menjadi gunung yang hingga sekarang dikenal dengan sebutan tangkuban perahu
Comments
Post a Comment
monggo merapat 😉